Bandung memiliki banyak hotel berbintang dan non bintang. Fasilitas ballroom hotel berbintang kerap dijadikan tempat seminar dan workshop, rapat, pameran, konser musik, pentas seni&budaya, debat kandidat calon pemimpin daerah, promp night, resepsi pernikahan, ulang tahun, dll. Namun tidak sedikit saya menemui fenomena bahwa panitia penyelenggara acara tersebut yang berasal dari luar kota Bandung justru kebanyakan menginap di hotel lain yang lebih murah bahkan non bintang dikarenakan tarif inap yang terlalu mahal apalagi jika menginap dalam hitungan jangka waktu pekan atau minggu. Mereka pun tidak memanfaatkan fasilitas lain seperti lobby, pusat kebugaran/fitness center, kolam renang/swimming pool, lounge, pub&karaoke, massage&spa treatment, laundry&dry clean sevice.
Fasilitas-fasilitas tersebutlah di antaranya yang membuat tarif inap untuk tiap jenis kamarnya menjadi amat mahal, selain dekorasi ruangan yang tidak sebenarnya memberikan dampak besar.
Bagi sebagian besar orang hal itu menjadi sia-sia, mereka (wisatawan domestik maupun mancanegara) kini menganggap hotel hanya sebagai tempat istirahat melepas lelah dan menginap saja. Sebagian besar waktu mereka gunakan untuk berjalan-jalan keliling kota Bandung, wisata kuliner, wisata belanja, wisata edukasi, wisata alam, hingga bersilaturahmi mengunjungi sanak saudara dan kerabat.
Mereka keluar hotel di pagi hari setelah sarapan dan kembali pada malam hari setelah makan.
Sebagai ilustrasi, tarif inap per malam di salah satu jenis kamar hotel berbintang sebesar Rp 500.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- itupun belum termasuk pajak dan layanan lainnya. Sedangkan jika kita bandingkan dengan hotel non bintang seperti Pondok Kurnia, tarifnya berkisar antara Rp 130.000,- hingga Rp 180.000,- saja, itu bahkan sudah termasuk pajak. Untuk kamar yang Rp 180.000,- nyaris tidak ada perbedaan fasilitas yang signifikan dengan kamar hotel berbintang. Sama-sama menggunakan tempat tidur pegas atau spring bed, kamar mandi air panas, AC dan TV 21" dengan 51 channel tayangan luar negeri. Bayangkan! Anda dapat menyimpan uang lebih dari Rp 320.000,- per malam! (selisih dari Rp 500.000,-++ dikurangi Rp 180.000,-nett), uang tersebut dapat anda gunakan untuk berbelanja lebih kan? Atau bahkan lebih dari cukup untuk mengisi bensin premium mobil anda jika hendak keliling Bandung.
Masih belum yakin? Asumsinya yakni ketika kita membeli minuman ringan kemasan kaleng seperti Coca Cola. Harga di hotel berbintang bisa sampai Rp 10.000,-, sedangkan di Pondok Kurnia hanya Rp 4.000,- saja. Lumayan kan Rp 6.000,-? (1 liter premium. Hahahaha!!)
Hotel non bintang khususnya Pondok Kurnia tidak memberlakukan sistem pembayaran dengan menyimpan uang atau deposit seperti pada hotel berbintang, namun tetap bayar di muka (ketika check-in) atau disebut juga full DP (Down Payment) sesuai dengan lama inap dan jumlah kamar yang anda sewa. Namun jika anda menginap di hotel berbintang, anda memilih kamar yang Rp 500.000,- dan anda diwajibkan deposit sebut saja Rp 500.000,-, sehingga anda harus mengeluarkan uang Rp 1.000.000,- yang akan dikembalikan nantinya setelah dipotong ini itu. Repot dan ribet bukan?
Masih belum percaya juga dengan alasan-alasan berikut ilustrasi tadi di atas? Datang dan buktikan sendiri.